Cara Kerja Berbagai Jenis Pompa pada Alat Berat

Pompa hidrolik berfungsi untuk mengubah energy gerak dari engine menjadi energy potensial didalam oli. Pompa berfungsi untuk menyediakan aliran. Pompa tidak menghasilkan tekanan. Tekanan timbul karena adanya hambatan-hambatan yang ditemui aliran di dalam system.

Secaras garis besar pompa dibagi menjadi dua jenis, yaitu positif displacement dan non-positif displacement. Displacement pompa adalah berapa volume oli yang dihasilkan perlangkah atau perputaran pompa. Semakin besar nilainya maka semakin besar pompa tersebut.

Jenis – Jenis Pompa
Pompa positif displacement adalah pompa yang menghasilkan displacement yang tetap tidak peduli berapa tekanan yang terjadi pada sisi outlet pompa.

Bagaiman oli bisa dipompa? Pada langkah inlet yang sebelah kiri, piston pada tabung pompa digerakkan ke kiri. Ruangan di dalam pompa semakin besar dan tekanannya turun lebih kecil dari tekanan udara. Akibat perbedaaan ini, udara menekan oli masuk ke dalam pompa melalui check valve (berfungsi untuk mengatur aliran hanya pada satu arah). Check valve ditekan oli sehingga membuka saluran ke pompa. Pada langkah output yang di sebelah kanan, piston menekan oli. Oli mencari jalan keluar. Oli mencoba turun melalui check valve yang ada di inlet (saluran masuk), namun bola check valve tertahan oleh dinding saluran sehingga menutup saluran ke bawah, oli tidak dapat keluar dari check valve ini. Oli juga mencoba membuka check valve pada bagian atas. Oli harus melawan tekanan yang besar untuk mendorong bola check valve ini. Bola check valve bergerak dan membuka saluran bagian atas. Oli keluar melaui saluran ini.

Apabila tekanan oli pada sisi outlet (saluran keluar pompa) relative kecil maka setiap stroke (langkah piston) akan mendorong oli secara relative mudah. Jika tekanan meningkat, stroke yang dibutuhkan lebih berat. Setiap stroke akan memindahkan volume (displacement) oli yang sama walaupun tekanan pada sisi outlet tinggi. Inilah arti dari positive displacement. Yaitu displacement oli selalu tetap tidak bergantung pada tekanan outlet. Tekanan ini bisa sedemikian tingginya sehingga pada system hidrolik yang menggunakan pompa positive displacement harus disediakan mekanisme pembuangan oli jika terjadi kenaikan tekanan yang terlalu besar.

non positive displacement pump

Pompa non-positive salah satunya seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas. Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Imperller berputar dengan kecepatan tinggi membuat tekanan di dalam saluran hisap (suction) turun lebih rendah dari tekanan udara. Fluida ditekan udara dan masuk ke dalam pompa. Impeller akan menekan fluida sehingga fluida bergerak dengan kecepatan tinggi. Fluida diarahkan oleh bentuk dari housing pompa menuju saluran keluar (discharge). Fluida akan menghasilkan displacement yang sama setiap putaran impeller. Namun jika tekanan pada saluran discharged naik, banyak oli yang terhambat untuk melewati saluran ini. Oli akan kembali masuk ke pompa yang artinya displacement menjadi berkurang. Inilah arti dari non-positive displacement. Yaitu volume yang dihasilkan (displacement) bergantung pada besar kecilnya tekanan pada sisi outlet. Jika tekanan pada sisi outlet tinggi maka displacement menjadi lebih kecil. Jika system hidrolik menggunakan pompa jenis ini, tidak perlu dipasang mekanisme buang yang khusus, karena kenaikan tekanan system tidak bisa mejadi terlalu tinggi yang dibatasi oleh konstruksi pompa. Berbeda dengan positive displacement dimana volume oli yang sama selalu dihasilkan sehingga tekanan dapat naik tinggi sekali dan membahayakan system. Contoh pompa jenis non-positive adalah water pump.

Pompa non-positive digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan aliran atau debit yang besar tapi tekanannya rendah. Sedangkan positive displacement digunakan pada aplikasi aliran atau debit rendah dan tekanan yang tinggi. Pada alat berat yang dibutuhkan adalah tekanan yang tinggi dan aliran yang rendah sehingga yang cocok adalah pompa positive displacement.

Pompa sebenarnya tidak menghasilkan tekanan. Kenapa? karena jika keluaran pompa langsung dialirkan ke tanki tanpa melewati system, tekanan akan rendah sekali. Tekanan akan timbul hanya jika ada hambatan yang ditemui oli misalnya penyempitan-penyempitan dan beban. Pompa juga pada dasarnya tidak menghisap. Pompa hanya menciptakan kevakuman (tekanan lebih kecil dari tekanan udara). Oli masuk ke pompa karena ditekan udara luar atau udara di dalam tanki. Oleh karena itu jika saluran hisap tersumbat maka oli akan sulit memasuki pompa. Tekanan pada sisi hisap pompa akan turun sekali dan oli bisa mendidih walaupun temperature-nya rendah. Oli yang mendidih akan berwujud gas yang dapat menyebabkan kavitasi (cavitation). Kavitasi adalah proses pecahnya gelembung-gelembung gas pada daerah oli bertekanan tinggi dan menyebabkan terbentuknya lubang-lubang pada permukaan logam.

Rating atau spec pompa adalah berapa besar aliran yang dapat dihasilkan persatuan waktu, misalnya 100 liter per menit. Semakin besar pompa, biasanya akan semakin besar juga aliran (flow)-nya. Selain flow, biasanya disebutkan tekanan maksimum yang dapat ditangani pompa misalnya 3000 psi. Dengan data aliran dan tekanan maksimum ini serta efisiensi pompa maka kita dapat secara kasar menentukan tenaga (power) maksimum yang dibutuhkan untuk menggerakkan pompa. Jadi jika pompa ini digandeng dengan engine maka angka yang kita hitung adalah rating power untuk engine tersebut.

Pompa memiliki spesifikasi efisiensi volumetric. Yaitu perbandingan antara displacement sesungguhnya dan displacement secara teori. Semakin besar angka ini semakin baik pompa tersebut. Pompa positive displacement memiliki efisiensi volumetric yang relative tinggi (di atas 90%) dibandingkan dengan yang non-positive.

Gambar Jenis – Jenis Pompa
Jenis – jenis pompa yang akan kita bahas hanya dari jenis positive displacement yang banyak dipakai pada alat berat yaitu gear, vane, dan piston.

  • Gear Pump

gear pump

Gear digerakkan oleh tenaga dari luar disebut driving gear dan gear yang digerakkan oleh driving gear disebut dengan driven gear atau idler gear.

bagian gear pump

Kedua gear ini akan masuk ke dalam housing dan ditutup dengan plate dan dijaga oleh seal dan back-up seal untuk mencegah kebocoran.

cara kerja gear pump

Cara kerja pompa ini adalah sebagai berikut. Driving gear menggerakkan driven gear. Gerakan kedua gear ini menciptakan kevakuman pada sisi inlet. Oli masuk dari tangki menuju pompa. Oli kemudian masuk ke dalam ruang-ruang yang dibentuk oleh gigi-gigi gear dan housing. Oli dibawa oleh ruangan ini menuju ke sisi outlet.

Tekanan tinggi pada sisi outlet akan mendorong gear-gear mengarah ke sisi inlet. Dorongan ini akan membuat ketidak seimbangan pada shaft (poros) pompa sehingga bisa menimbulkan masalah. Untuk mengurangi efek ini, maka sering dipasang pelat penyeimbang tekanan (pressure balance plate) pada sisi inlet dimana oli dari tekanan tinggi diarahkan ke sisi inlet dan akan menekan shaf ke arah sisi outlet sehingga menyeimbangkan dorongan. Pada beberapa desain, shaft pompa dibuat tapered, sehingga tekanan shaft ke bearing lebih luas.

Jika gear pump sudah lama dipakai maka clearance (suaian) antara puncak gigi gear dan housing sudah sedimikian besarnya. Oli banyak yang bocor kembali ke sisi inlet dan efisiensi volumetric pompa turun. Jika oli yang dipakai pada sistem kotor dan banyak mengandung partikel – partikel keras maka sering terjadi luka dan alur – alur terbentuk pada housing pompa. Alur – alur ini akan mengakibatkan kebocoran dan menurunkan efisiensi volumetric pompa.

Pada gear pump, besarnya flow pompa ditentukan oleh besarnya ruang yang dibentuk antara gigi – gigi gear dan housing. Besarnya flow juga ditentukan oleh kecepatan putar pompa. Untuk mengatur besarnya flow pada gear pump, satu-satunya cara adalah dengan mengatur putaran pompa.

1. Internal Gear Pump
konstruksi internal gear pump

Outer gear digerakkan oleh shaft. Outer gear atau rotor ini kemudian menggerakkan inner gear (idler). Titik pusat outer gear berbeda dengan titik pusat inner gear. Perbedaan inilah yang menyebabkan konstruksi ini menjadi pompa. Pola bulan sabit (crescent) berfungsi untuk memandu gerakan inner gear dan memperkecil ruangan yang dilalui oli.

cara kerja internal gear pump

Putaran outer gear dan inner gear menyebabkan timbul kevakuman pada sisi inlet. Kevakuman ini disebabkan oleh ruangan yang semakin membesar pada saat gear-gear berputar. Pada gambar di atas arahnya ke bawah. Oli masuk ke dalam pompa dan terperangkap dalam ruang yang dibatasi oleh gigi-gigi gear, housing, dan crescent. Pada saat gear melintasi crescent, ruangan-ruangan ini mengecil dan menekan oli. Pada sisi outlet, oli keluar dari ruangan-ruangan.

Pada internal gear pump, terjadi ketidak seimbangan dorongan yang sama seperti pada gear pump biasa. Keausan juga menyebabkan clearance semakin membesar dan kebocoran-kebocoran terjadi diantara gigi-gigi gear dan housing serta crescent menurunkan efisiensi.

2. External Gear Pump
Untuk unit – unit Komatsu sistem hidroliknya banyak memakai jenis external gear pump ini. Konstruksi external gear pump terlihat pada gambar.

eksternal gear pump

Secara garis besar, external gear pump dapat dibagi dalam dua jenis:

  • Fixed Side Plate Type Gear Pumps

Side plate pompa ini tidak dapat bergeser-geser. Kontruksinya ada yang jadi satu dengan housing, dan ada pula yang terpisah tetapi diikat terhadap housing-nya. Pompa ini mempunyai discharge pressure antara 30 Kg/Cm2 sampai dengan 125 Kg/Cm2. Komatsu menamakan pompa jenis ini tipe FAL/R dan GAL/R.

  • Movable Side Plate Type (Pressure Balancing Type Gear Pumps)

Side plate pompa ini dapat bergeser semakin menjepit gear bila tekanan naik.

Dengan demikian maka internal leakage diperkecil sebab side clearance juga kecil. Specific Discharge Pressure-nya lebih besar dari 140 Kg/Cm2.

Gear pump yang dipergunakan dalam unit-unit Komatsu berbeda-beda jenisnya disesuaikan dengan fungsinya. Untuk itulah maka external gear pumps diklasifikasikan dalam 5 (lima) jenis yaitu:

  1. FAL/R dengan tekanan 30 Kg/Cm2
  2. GAL/R dengan tekanan 125 Kg/Cm2
  3. PAL/R dengan tekanan 140 Kg/Cm2
  4. KAL/R dengan tekanan 175 Kg/Cm2
  5. SAL/R dengan tekanan 210 Kg/Cm2

Vane Pump

Konstruksi vane pump ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

konstruksi vane pump

Vane pump terdiri rotor atau displacement dan housing. Di dalam rotor terdapat vane yang bebas keluar masuk slot pada rotor. Rotor kemudian ditutup dengan flex plates dan housing.

cara kerja vane pump

Rotor diputar oleh tenaga dari luar. Perputaran rotor menyebabkan vane terlempar (efek gaya sentrifugal) ke luar. Akibat gaya ini, vane menekan housing dengan kuat. Ini akan mengisolasi oli karena terbentuknya ruangan yang terpisah antara dua vane dan housing. Sumbu putar rotor dan titik pusat housing dibuat tidak bertemu sehingga dari sini tercipta perbedaan ruangan di atas dan di bawah. Karena ada perbedaan besar ruangan inilah terjadi proses pemompaan. Pada sisi inlet, ruangan yang dibentuk oleh dua vane dan housing membesar sehingga terjadi kevakuman dan oli dapat masuk ke dalam pompa. Oli dibawa oleh ruangan ini berputar. Dekat dengan sisi outlet, karena perbedaan titik pusat, ruangan-ruangan dibuat semakin kecil dan menekan oli. Oli lalu keluar menuju sisi outlet.

vane dan rotor

Bagian atas vane pump ditutup dengan flex plate dan housing dan disekat oleh seal supaya tidak bocor.

fungsi flex plate

Pada flex-plate terdapat lubang-lubang untuk mengarahkan oli dari daerah bertekanan tinggi. Oli bertekanan ini digunakan untuk memberikan tekanan pada flex plate sehingga dapat menyekat oli dari kebocoran pada bagian atas dan bawah pompa. Dengan menggunakan desain seperti ini, kekuatan penyekatan flex plate berbanding lurus dengan tekanan oli disisi outlet. Semakin tinggi tekanan oli pada sisi outlet semakin besar kekuatan yang dibutuhkan untuk menyekat.

Displacement oli pada flex plate bisa diubah-ubah dengan mengubah kecepatan putar. Namun ada rancangan lain dari vane pump yang cam ring bisa diatur letakknya.

variable displacement vane pump

Dengan menggerak-gerakkan cam ring kita bisa mendekatkan atau menjauhkan titik pusat cam ring dan rotor. Apabila jarak kedua titik pusat ini dekat maka displacement oli akan mengecil dan begutu juga sebaliknya. Pompa semacam ini dapat menghasilkan flow yang kecil walaupun putarannya tinggi. Ini adalah prinsip kerja variable displacement pump. Pada pompa ini, putaran pompa tidak berpengaruh langsung pada displacement oli.

cara kerja balance vane pump

Vane pump pada gambar mengalami ketidakseimbangan gaya seperti yang dialami oleh gear pump. Ketidakseimbangan ini bisa diatasi dengan membuat dua lubang inlet dan dua lubang outlet di bagian dalam pompa.

Piston Pump
bagian piston pump

piston pump

Piston pump terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut. Barrel, berbentuk silinder yang terhubung ke shaft dan diputar oleh tenaga dari luar. Di sekeliling barrel terdapat lubang-lubang tempat piston. Piston adalah komponen yang bergerak keluar masuk di dalam barrel. Slipper dan retaining ring, komponen yang memegang piston. Sedangkan swashplate adalah pelat yang berbentuk miring untuk membuat terjadinya perbedaan besar ruangan di dalam barrel.

Cara kerja piston pump adalah sebagai berikut (lihat gambar).

cara kerja piston pump

Barrel diputar oleh shaft dan membawa piston masuk dan keluar. Pada saat piston masuk maka ruangan antara piston dan barrel semakin membesar. Perbesaran ini mengakibatkan terjadinya penurunan tekanan sehingga oli masuk kedalam pompa. Pergerakkan masuk piston ini adalah mengikuti kontur dari swashplate. Setengah putaran berikutnya piston bergerak keluar dan menekan oli ke luar pompa. Selama terjadi perbedaan ukuran ruang antara piston dan barrel maka piston selalu menghasilkan displacement oli.

Kemiringan swashplate mempengaruhi besar kecilnya displacement pompa. Jika swashplate kemiringannya lebih besar maka displacement pompa akan semakin besar. Jika swashplate lebih vertical (lurus) maka displacement pompa akan lebih kecil.

Jika kemiringan swashplate tidak bisa diubah maka displacement pompa hanya bisa diubah dengan mengubah putaran pompa. Pompa ini disebut fix displacement pump. Jika swasplate bisa diubah maka displacement pompa tidak dipengaruhi oleh putaran pompa. Jadi walaupun pompa berputar cepat dengan meluruskan swasplate, displacement akan tetap kecil.

variable displacement piston pump


7 thoughts to “Cara Kerja Berbagai Jenis Pompa pada Alat Berat”

    1. Sy dgn tatang dr bandung bisa kasih pencerahan mengenai simteim kompa hidrolik cas pum sakai sw 350

  1. Saya arman dari bengkulu, saya ada troubel pada grader GD 600 R. Yg saya mau tanya kan, kenapa oli gidroulik dlam tangki masuk ke transmisi…???apakah pompa yg ke transmisi ny yg bermasalah, atau ada kerusakan seal/oring di dalam transmisi nya..?? Mohon bantuan nya terimakasih…!!!?

    1. Saya mau nanya ,masalah di agian alat berat exdapatot cat lema ngak ada tenaga sama sekali,udah puas saya otak Atik di bagian valpnya tapi nihil hasilnya …..mohon petunjuk ,malasih

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.