Adalah saat membuka dan menutup valve intake dan valve exhaust. Misalkan engine 6 D 125 series
Dengan data – data :
FO = 1 – 5 – 3 – 6 – 2 – 4.
Valve intake terbuka = 20 B T D C (Before top dead center).
Valve intake menutup = 30 A B D C (After bottom dead center).
Valve exhaust membuka = 45 B B D C (Before bottom dead center).
Valve exhaust menutup = 15 A T D C (After top dead center).
Dari data tersebut, dapat diketahui panjang langkah dari engine 6 D 125 series.
Intake stroke = 20 + 180 + 30 = 230.
Compression stroke = 180 – 30 = 150.
Power stroke = 180 – 45 = 135.
Exhaust stroke = 45 + 180 + 15 = 240.
Total stroke = 230 + 150 + 135 + 240 = 755.
Jadi over lapping = 755 – 720 = 35.
Fungsi over lapping adalah untuk mengadakan pembilasan gas bekas di dalam silinder. Hal ini terjadi pada saat exhaust valve belum tertutup dan intake valve sudah terbuka.
Untuk pembuatan Table Squence yang sebenarnya, dalam perhitungan sesuai dengan data diatas
Akhir power = 0 + 135 = 135.
Akhir exhaust = 135 + 240 = 375.
Awal intake = 375 – 35 = 340.
Akhir intake = 340 + 230 = 570.
Akhir compression = 570 + 150 = 720.
Untuk silinder 2 dan seterusnya, dihitung dengan cara yang sama setelah perhitungan tersebut dibuat, dapat dibuat table sebagai berikut :
Kesimpulan :
Dilihat dari putaran crank shaft, maka terjadi over lapping power, yaitu power silinder 1 belum berakhir sudah disusul dengan power silinder 5 dan seterusnya.
Table squence dapAt digunakan untuk embuat table adjusment valve dengan 2 putaran crank shaft.