Idling Sub-spring and Full Load
Gambar governor diatas menunjukan bagaimana mengakses idling sub-spring (1), torque control spring (2, dibelakang cover) dan full load adjustment screw (3).
Fungsi dari idling sub-spring adalah untuk menjaga agar rpm engine dalam kondisi konstan saat LOW IDLE. Jika rpm engine berfluktuasi dengan tidak normal pada saat LOW IDLE maka hal tersebut bisa disebabkan oleh idling sub-spring yang tidak menempel pada governor tension lever sehingga control rack berada dalam posisi floating. Dengan mengencangkan idling sub-spring adjusting screw sampai spring menempel pada tension lever dapat mencegah posisi control rack berada dalam kondisi floating. Ketiak idling sub-spring memberikan sejumlah gaya pada tension lever maka LOW IDLE speed akan sedikit bertambah tapi akan menghentikan fluktuasinya.
Saat bekerja pada machine engine mungkin akan mengalami over speed setelah beban menghilang jika gaya idling sub-spring terlalu kuat menekan tension lever. Karena itu ketika melakukan penyetelan idling sub-spring tension kencangkanlah adjusting screw secukupnya hanya untuk menghilangkan kondisi LOW IDLE speed yang tidak stabil.
Fungsi dari full load adjustment screw adalah untuk membatasi travel dari rack pada saat kondisi FULL LOAD. Full load adjustment screw menyediakan positive stop untuk floating lever pada governor. Dengan memutar full load adjustment screw searah putaran jarum jam maka akan menambah jumlah fuel yang diinjeksikan sedangkan putaran sebaliknya pada full load adjustment screw akan mengurangi jumlah fuel yang diinjeksikan.
Engine menghasilkan horsepower maksimum ketika floating lever menyentuh full load adjustment screw (dengan engine pada full load rpm), Penyetelan yang salah pada full load adjustment screw akan mengakibatkan engine horsepower tidak sesuai dengan spesifikasinya. Bagaimanapun juga output engine tidak dapat diukur dalam kondisi FULL LOAD dengan standar 3066 pada machine 320 Hex dikarenakan engine tersebut tidak memiliki boost pressure tap dan controller akan men-destroke hydraulic pump sebelum engine mencapai kondisi full load. Jika engine memiliki masalah dengan power yang dihasilkannya dan setelah memeriksa kemungkinan penyebab masalah tersebut ( seperti kualitas fuel, fungsi governor control mechanism, altitude duration, kondisi air & fuel filter, kondisi fuel nozzle, injection timing) maka engine selanjutnya harus di uji diatas dynamometer.
CATATAN: Dengan melakukan sedikit modifikasi maka dapat dimungkinkan untuk memeriksa engine horsepower dengan engine masih berada di atas chasis. Prosedure ini mengharuskan untuk membuat lobang guna tempat pemasangan boost pressure tap pada air intake system. Memutuskan hubungan signal dari controller ke hydraulic pump dan (dengan cara memutuskan hubungan proportional reducing valve harness ataupun memutuskan dan menutup powershift pressure hose), kemudian membebani engine dengan beban hydraulic swing dan bucket pada saat mengukur besarnya boost pressure dan rpm.
Untuk melakukan prosedur ini, operasikan swing motor dengan melawan swing lock pin. Kemudian perlahan-lahan bebani dengan bucket sambil mengukur engine speed. Saat rpm engine turun sampai 1700 rpm (100 rpm dibawah full load speed) secara bertahap kurangi beban pada bucket. Dengan pengurangan pada beban bucket maka akan terjadi peningkatan pada rpm engine dan boost pressure. Boost pressure akan meningkat sampai mencapai harga maximum kemudian akan mulai turun kembali. Catat nilai rpm dan boost pressure saat boost pressure mencapai nilai tertingginya. Engine akan menghasilkan maximum horsepower pada saat kondisi maximum boost pressure, perbandingan antara hasil dari pengukuran tersebut dengan nilai spesifikasi akan menginformasikan apakah menghasilkan rated horsepower. Boost pressure pada 1800 rpm adalah sebesar 500 ± 50 mm Hg (9.7 ± 1 psi). Jika engine tidak menghasilkan boost pressure yang memadai saat kondisi FULL LOAD rpm maka artinya engine tersebut juga tidak akan menghasilkan rated horsepower. Pengujian ini hanya boleh dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja engine pada saat melakukan troubleshooting. Pengujian ini tidak akurat untuk digunakan dalam melakukan full load screw adjustment.
PERHATIAN
Timing gear housing mempengaruhi pengukuran rack travel di atas chasis. Pada saat tersebut tidak ada cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah penyetelan full liad adjustment screw telah merubah jarak rack travel sehingga melenceng dari nilai spesifikasi. Engine dynamometer dan fuel test bench merupakan metoda yang paling aman dan akurat dalam melakukan penyetelan engine horsepower.