Category Archives: Maintenance Tools

Mengetahui Kondisi Suatu Battery melalui Battery Rating

Untuk mengukur / mengetahui keadaan suatu battery, kita dapat mengetahuinya melalui Battery Rating. Ada 3 battery rating yang perlu kita ketahui, berikut ini penjelasannya:

Reserve Capacity
Pengertian reserve capacity adalah: waktu yang dibutuhkan battery (dalam satuan menit) dan secara terus-menerus dibebani arus 25-Ampere dari kondisi full charge sampai dengan menjadi 10,5 Volt tegangannya.

Ampere Hours
Ampere houres merupakan satuan dari kapasitas penyimpanan suatu battery. Maksudnya adalah nilai maksimal kemampuan suatu battery pada saat dibebani terus menerus, maka battery akan habis dalam waktu: perkalian antara Ampere terpakai (tertera pada battery) dengan waktu penggunaanya. Contohnya, jika suatu battery berkapasitas 200 AH dan battery itu dibebani 20 Ampere, maka daya battery akan habis dalam waktu 10 jam.

Cold Cranking Ampere
Yang dimaksud Cold Cranking Ampere adalah: kemampuan suatu battery yang diberi beban selama kurun waktu 30-detik dengan kondisi udara – 17,8 derajat Celcius sampai tegangan masing-masing sell nya menjadi bertegangan minimum 1,2 volt. Rating CCA ini biasanya digunakan untuk negara-negara yang beriklim dingin, biasanya dalam keadaan suhu udara yang dingin, mesin akan sulit dinyalakan.

Hal yang Harus Diperhatikan dalam Perawatan Battery

Cara perawatan battery baru
- Charge battery (isi battery) sesuai dengan rating yang tertera
- Periksa level ketinggian elektrolit battery sesuai batas yang dianjurkan pabrik
- Isi cairan elektrolit pada battery sampai skala specific gravitynya 1,225

Beberapa hal yang mempengaruhi kualitas suatu rating battery
- Kemurnian dan kekuatan elektrolit battery
- Ukuran penampang platnya
- Jumlah plat tiap sellnya
- Tahanan yang ada dalam battery

Langkah-kangkah perawatan battery
- Terminal battery harus dibersihkan dan dikencangkan
- Battery sebaiknya dibersihkan setiap 50 jam menggunakan baking oda dan air tawar
- Lubang ventilasinya harus selalu bersih
- Pertahankan ketinggian elektrolit battery sesuai anjuran dari pabrik

5 Rangkaian Test untuk Mengetahui Kondisi Battery

Dalam alat berat, melibatkan juga battery sebagai pensupply daya pada alat kontrol elektriknya. Berikut ini beberapa rangkaian test yang dilakukan untuk mengetahui bagus atau buruk suatu battery:

1. Visual Inspection (Cek Fisik)
Langkah ini berupa memeriksa kondisi fisik battery, meliputi: ketinggian elektrolit, kode label, kondisi fisik bungkus battery, sampai dengan memeriksa ada tidaknya kebocoran. Jika kondisi bentuk dan warna battery sudah berubah, bisa dipastikan battery tersebut dalam kondisi buruk.

2. Mengukur Tegangan Battery
Mengukur tegangan dilakukan menggunakan multimeter. Yang diukur adalah nilai OCV pada tiap rating battery. Misal pada battery tertera voltase 6 Volt, maka seharusnya tegangan battery tersebut diatas 6 Volt. Jika multimeter menunjukkan angka dibawah 6 Volt, maka battery harus di isi ulang (di charge).

3. Charge Test
Charge test digunakan untuk mengetahui:
- Time charging dan rating charging
- Nilai charging pada 20 menit pertama
- Nilai maximal voltage yang diijinkan untuk charging battery 6 V adalah 8 Volt, untuk battery 12 v adalah 16 volt. tapi hal ini tidak berlaku pada 15 menit pertama dalam proses charging.
- Nilai dari charging rate yang diperbolehkan pabrik adalah 50% dari charging rate yang tertera pada battery

4. Load Test (test kelayakan)
Load test dijalankan dengan tujuan untuk menetukan apakah battery tersebut termasuk layak atau tidak untuk dilakukan proses pengisian (charging). Langkah-langkah yang harus dijalankan sebagai berikut:
- Memberi beban pada battery sebanyak 50% dari rating CCA battery
- Mengukur tegangan dengan menggunakan digital multimeter dalam keadaan tetap terbebani setelah 15 detik
- Jika angka multimeter menunjukkan minimum 4,7 Volt untuk battery 6 Volt dan 9,5 Volt untuk battery 12 Volt maka, dapat disimpulkan bahwa battery dalam kondisi baik, dan proses pengisian (charging) dapat terus dilanjutkan

5. Membuang Surface Charge
Tujuan dari membuang surface charge adalah agar proses pengisian (charging) battery dapat berjalan maksimal. Langkah-langkah yang harus dijalankan adalah sebagai berikut:
- Crank engine sekitar 5 detik dan posisi terpasang di machine. Jika sedang tidak terpasang, maka anda dapat menggunakan battery load tester untuk memberikan beban kurang lebih 50 % dari nilai CCA battery selama 5 detik.
- Kemudian biarkan battery selama 5 menit.
- Lalu semua kabel terminal yang menempel pada battery harus dilepaskan, dan selanjutnya ukur nilai OCV battery. Jika battery normal, seharusnya nilainya sesuai spesifikasi.

Cara Membaca Skematik Elektrik atau Wiring Diagrams

Serviceman dituntut harus mampu melakukan maintenance dan troubleshooting yang benar pada sistem kelistrikan alat berat. Ada beberapa hal yang harus dikuasai, diantaranya:
- Mampu mendiagnosa sistem operasi dari komponen-komponen elektrik
- Mampu memahami skematik elektrik atau wiring diagrams
- Menggunakan literatur yang tepat
- Mampu menggunakan diagnostik tool dengan baik

Karena tuntutan pekerjaan, maka membaca wiring diagram merupakan hal penting dalam maintenance dan troubleshooting pada sistem kelistrikan. Berikut ini artikel mengenai perawatan kabel dan cara memahami skema elektrik.

Wire Maintenance (perawatan kabel)
Alat berat produksi Caterpillar banyak yang menggunakan sistem otomatis, yang dikendalikan secara elektronik, dan perlakuan perawatannya tidak boleh sembarangan dalam memperlakukan kabel-kabelnya, karena sistem elektronik sangat sentitif dan mudah rusak kalau salah penanganannya. Di dalam skematik elektrik (wiring diagrams) yang terbitkan oleh pabrik pembuat alat berat biasanya terdapat berbagai informasi, diantaranya:
- Nomor AWG kabel.
- Nilai resistansi dari solenoid.
- Daftar kode-kode (CID, FMI, dan MID).
- Posisi komponen.
- Tipe dari konektornya (deutch connector/VE, sure seal dan MS).
- Nilai actuate dan deactuate switch-switch yang terdapat pada alat berat.

Dan banyak informasi-informasi lain yang disediakan oleh pabrik dengan tujuan untuk memudahkan kita dalam maintenance dan troubleshooting. Pada skematik elektrik juga akan kita jumpai simbol-simbol atau kode-kode elektrik yang dipakai dan juga biasanya disediakan kode warna kabel. Berikut ini contoh simbol-simbol elektrik, antara lain:

Simbol–Simbol Elektrik

Air Starting System

air starting system

Komponen-konponen utama Air Starting System:

  1. Air Tank reservoir (tangki udara)
  2. Push button valve
  3. Relay valve
  4. Starting motor (cranking motor)
  5. Pinion

 

  • Sistem Operasi Air Starting System: Air starting sistem menggunakan udara bertekanan untuk memutar starting motor, dengan putaran motor (cranking speed) lebih cepat dari electric starting system. Air starting sistem lazim diterapkan pada off highway truck. Kekurangannya adalah sistem ini hanya mempunyai satu atau dua kali kesempatan untuk menghidupkan engine, jika dalam kesempatan yang ada engine tidak hidup maka udaranya akan habis dan starting motor tidak dapat berfungsi.
  • Tangki penampung udara: Air tank/reservoir berfungsi sebagai tempat penampung atau penyimpan udara Sedangkan relay valve untuk membuka dan menutup mengatur aliran udara ke starting motor.
  • Push Button Valve: On/off push button valve suatu tombol untuk mengatur aliran udara yang ke relay valve diaphragm.