Category Archives: Diesel Engine

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembakaran

Ada tiga faktor yang diperlukan dalam proses pembakaran, yaitu:

Panas + Udara + Bahan Bakar => Pembakaran

Udara dan bahan bakar yang dipanaskan akan menghasilkan pembakaran, sehingga menghasilkan gaya yang diperlukan untuk memutarkan engine. Udara yang mengandung bahan Oksigen diperlukan untuk membakar bahan bakar. Sementara bahan bakar menghasilkan gaya. Ketika bahan bakar dikabutkan di ruang bakar maka bahan bakar akan sangat mudah untuk dinyalakan dan akan terbakar dengan effisien. Pembakaran dapat terjadi ketika campuran bahan bakar dan udara dikompresikan sampai dihasilkan panas yang cukup (+ 1000oF) sehingga dapat menyala tanpa bantuan percikan bunga api.

Selanjutnya dari ketiga faktor yang sudah disebutkan di atas maka terdapat tiga faktor lagi yang mengontrol hasil pembakaran:

  1. Volume udara yang Makin banyak udara yang dikompresikan maka makin tinggi temperatur yang dihasilkan. Apabila jumlah udara yang dikompresikan mencukupi maka akan dihasilkan panas yang temperaturnya di atas temperatur penyalaan bahan bakar.
  2. Jenis bahan bakar yang dipergunakan jenis bahan bakar mempengaruhi karena bahan bakar yang jenisnya berbeda akan terbakar pada temperatur yang berbeda Selain itu effesiensi pembakarannyapun juga berlainan.
  3. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke ruang Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan juga dapat mengontrol hasil pembakaran. Makin banyak bahan bakar diinjeksikan akan makin besar gaya yang dihasilkan.

Makin Banyak Bahan Bakar => Makin Besar Gaya

Engine power ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu: torque dan Rpm Rumus untuk horsepower:

horse power

 

Pengetahuan Dasar Mengenai Mesin Diesel 4-tak (4 Langkah)

diessel 4 langkah
Gambar di atas menjelaskan mengenai langkah pertama sampai langkah ke empat pada siklus mesin diesel 4 langkah. Urutan gambar dari kiri ke kanan memperlihatkan kondisi: langkah hisap, langkah kompresi, langkah power (ledakan) dan langkah buang. Terdiri dari 4 langkah aktifitas, itulah sebabnya mengapa mesin ini disebut mesin 4 langkah atau 4 tak. Berikut ini penjelasan detailnya:

  • 1. Langkah Hisap (suction/intake stroke).

Pada fase ini terjadi proses penghisapan udara yang telah bercampur dengan bahan bakar. Piston bergerak dari titik mati atas turun menuju ke titik mati bawah bersama katub hisap yang posisinya terbuka. Kondisi vakum pada ruang bakar inilah yang menyebabkan udara dan bahan bakar masuk. Bahan bakar yang telah bercampur dengan udara ini akan terhisap masuk melewati katup hisap yang posisinya dalam keadaan terbuka. Pada mesin-mesin yang dilengkapi dengan komponen turbocharger, volume udara yang masuk menuju ke ruang bakar jumlahnya akan lebih banyak dibandingkan dengan mesin yang tidak menggunakan turbocharger.Turbocharger akan mendorong udara masuk kedalam mesin dengan menggunakan compressor wheel.

  • 2. Langkah Kompresi (compression stroke).

Ketika proses hisap (langkah pertama), piston mencapai titik mati bawah. Langah kompresi dimulai ketika piston dari titik mati bawah naik menuju titik mati atas. Pada proses ini terjadi proses kompresi atau pemampatan bahan bakar yang telah bercampur dengan udara sehingga tekanannya naik. Pada langkah kompresi, semua katup posisi menutup. Katup posisinya harus tertutup rapat, agar bahan bakar terkompresi maksimal. Kompresi rasionya berkisar diantara 19 : 1 sampai 23 : 1. Pada proses kompresi ini akan menghasilkan panas kompresi (heat compression) yang tinggi. Nilainya berkisar 1000 oF pada ruang bakar. Beberapa derajat ketika piston belum mencapai titik mati atas solar akan di-injeksikan melalui nozle menuju ruang bakar untuk persiapan diledakkan. Solar yang diinjeksikan bentuknya sangat lembut, seperti kabut dipagi hari, karena penginjeksiannya dilakukan menggunakan tekanan tinggi. Ketika solar disemprotkan, maka campuran antara solar dan udara di dalam ruang bakar mulai terbakar akibat terkena panas yang dihasilkan oleh heat compression.

  • 3. Langkah Tenaga (power stroke)

Pada proses ketiga ini terjadi proser produksi tenaga. Tenaga mesin dihasilkan oleh ledakan campuran bahan bakar dan udara yang bertekanan tinggi. Proses pembakaran berlangsung ketika piston mencapai titik mati atas, dan didorong sampai ke titik mati bawah. Pada langkah inilah, tenaga gerak dihasilkan oleh mesin. Setelah piston mencapai titik mati bawah, maka piston akan melanjutkan ke langkah ke-4.

  • 4. Langkah Pembuangan (exhaust stroke)

Ketika piston berada pada titik mati bawah, maka piston akan naik lagi menuju itik mati atas untuk melakukan proses pembuangan hasil pembakaran. Hasil pembakaran dibuang melalui katup buang yang posisinya terbuka. Gas sisa pembakaran di dorong keluar menuju knalpot. Dari knalpot, maka hasil pembuangan akan dibuang ke udara bebas dan dilepas menuju atmosfir. Pada mesin diesel yang menggunakan komponen turbocharger, sisa bahan bakar sebelum masuk ke knalpot, dimanfaatkan untuk memutar kipas-kipas pada turbin turbin wheel yang terdapat pada turbocharger.

Selama mesin hidup, maka siklus diatas terjadi secara terus-menerus pada mesin diesel (mesin berbahan bakar solar.) Mesin 4-tak berbahan bakar bensin juga melakukan langkah yang sama. Bedanya terdapat pada beberapa komponen yang terlibat.

Dasar-dasar Engine Diesel

Definisi: Engine adalah suatu alat yang memiliki kemampuan untuk merubah energi panas yang dimiliki oleh bahan bakar menjadi energi gerak.

Berdasarkan fungsinya maka terminologi engine pada Caterpillarâ biasa digunakan sebagai sumber tenaga atau penggerak utama (prime power) pada machine, genset, kapal (marine vessel) ataupun berbagai macam peralatan industri.

engineSaat ini untuk mengerjakan berbagai macam jenis pekerjaan yang berbeda sudah banyak sekali jenis engine yang dirancang oleh manusia. Secara umum penggolongan berbagai jenis engine yang saat ini biasa dipakai dapat dilihat pada bagan berikut ini:

klasifikasi engine

Dari bagan tersebut maka penggolongan yang pertama dilakukan adalah membagi engine berdasarkan tempat terjadinya proses pembakaran dan tempat perubahan energi panas menjadi energi gerak. Apabila kedua peristiwa tadi terjadi dalam ruang yang sama maka engine tersebut dikategorikan sebagai engine dengan jenis internal combustion. Sedangkan apabila ruang tersebut terpisah maka engine tersebut dikategorikan sebagai engine eksternal combustion.

Eksternal combustion engine selanjutnya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: turbine dan piston. Pada engine jenis internal combustion penggolongan engine selanjutnya terdiri dari: engine piston, turbine dan wenkel atau rotar. Berdasarkan perlu tidaknya percikan bunga api untuk proses pembakaran maka engine piston dibagi menjadi dua jenis, yaitu: engine diesel dan engine spark ignited. Merujuk pada banyaknya langkah yang diperlukan untuk mendapat satu langkah power maka diesel engine dibagi menjadi engine diesel dua langkah (two stroke) dan empat langkah (four stroke). Selanjutnya engine diesel empat langkah digolongkan lagi berdasarkan cara pemasukan bahan bakar ke dalam ruang bakar menjadi dua tipe yaitu: engine dengan system pre-combustion chamber dan direct injection. Pada spark ignited engine penggolongan pertama didasarkan pada jenis bahan bakar yang digunakan, yaitu: engine berbahan bakar gas dan bensin.

Caterpillarâ hanya memproduksi jenis engine diesel empat langkah dan gas engine saja. Tetapi pada pembahasan kali ini topik yang akan dibatasi hanya pada diesel engine saja.