{"id":818,"date":"2014-11-05T04:00:08","date_gmt":"2014-11-05T04:00:08","guid":{"rendered":"https:\/\/penambang.com\/?p=818"},"modified":"2021-02-03T23:13:41","modified_gmt":"2021-02-03T16:13:41","slug":"directional-control-valve","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/penambang.com\/directional-control-valve","title":{"rendered":"DIRECTIONAL CONTROL VALVE"},"content":{"rendered":"<div class=\"4ecd5b763bbe820aa1075e8a601982ad\" data-index=\"1\" style=\"float: none; margin:0px 0 0px 0; text-align:center;\">\n<script async src=\"https:\/\/pagead2.googlesyndication.com\/pagead\/js\/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6910524006528411\"\r\n     crossorigin=\"anonymous\"><\/script>\r\n<!-- Penambang SNI 1 -->\r\n<ins class=\"adsbygoogle\"\r\n     style=\"display:block\"\r\n     data-ad-client=\"ca-pub-6910524006528411\"\r\n     data-ad-slot=\"5600258926\"\r\n     data-ad-format=\"auto\"\r\n     data-full-width-responsive=\"true\"><\/ins>\r\n<script>\r\n     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});\r\n<\/script>\n<\/div>\n<p><img loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-819\" src=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/directional-control-valve.jpg\" alt=\"directional control valve\" width=\"401\" height=\"270\" srcset=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/directional-control-valve.jpg 401w, https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/directional-control-valve-300x202.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 401px) 100vw, 401px\" \/><\/p>\n<p><em>Directional Control Valve <\/em>(DCV) digunakan untuk mengarahkan oli menuju sirkuit yang berbeda pada sistem hidrolik. Kapasitas aliran maksimum dan tekanan yang turun saat melewati <em>valve <\/em>merupakan pertimbangan utama.<\/p>\n<p><em>Directional control valve <\/em>dapat dikombinasikan dengan manual, hidrolik, <em>pneumatic <\/em>dan kontrol elektronik. Faktor ini umumnya ditentukan selama melakukan desain sistem untuk pertama kali. <em>Directional control valve <\/em>mengarahkan aliran oli menuju sistem hidrolik. Dengan kata lain merupakan komponen dimana operator mengontrol mesin. <em>Directional control valve <\/em>mengarahkan suplai oli menuju aktuator pada sistem hidrolik. <em>Valve <\/em>body dilubangi, dihaluskan dan kadang lubangnya di keraskan dengan perlakuan panas.<\/p>\n<p>Saluran <em>Inlet <\/em>dan <em>outlet <\/em>dilubangi dan diberi ulir. <em>Valve spool <\/em>dibuat dengan mesin dengan bahan <em>high-grade steel<\/em>. Beberapa <em>valve spool <\/em>dikeraskan dengan perlakuan panas, digerinda dan dihaluskan hingga mencapai ukuran tertentu. <em>Valve spool <\/em>lainnya ada yang di <em>chrome plated<\/em>, digerinda dan di<em>polish <\/em>hingga ukuran tertentu.<em>Valve body <\/em>dan <em>valve spool <\/em>kemudian dirangkai sesuai spesifikasi rancangan. Ketika dirakit, <em>valve spool <\/em>adalah satu-satunya komponen yang dapat bergerak.<\/p>\n<p><strong>Simple Spool DCV<\/strong><br \/>\n<img loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-820\" src=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/simple-spool-dcv.jpg\" alt=\"simple spool dcv\" width=\"381\" height=\"253\" srcset=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/simple-spool-dcv.jpg 381w, https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/simple-spool-dcv-300x199.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 381px) 100vw, 381px\" \/><\/p>\n<p><em>Spool <\/em>yang ditunjukkan gambar di atas merupakan <em>double acting <\/em>silinder yang sedang beroperasi, dengan mengarahkan aliran pada salah satu ujung silinder. Saluran A dan B merupakan saluran silinder, saluran P merupakan tekanan oli dari pompa. Saluran T merupakan oli yang dikembalikan ke tangki<\/p>\n<p><strong>Valve Ditengah<\/strong><br \/>\nOli menuju silinder ditutup oleh posisi <em>spool<\/em>.<\/p>\n<p><strong>Valve bergerak kekiri<\/strong><br \/>\nOli dapat mengalir dari saluran P ke saluran sillinder A dan oli dapat juga mengalir dari sisi yang tidak aktif dari <em>double acting <\/em>silinder melalui B menuju tangki (T).<\/p>\n<p><strong>Valve bergerak kekanan<\/strong><br \/>\nOli saat ini dapat mengalir dari saluran P ke saluran silinder B. Oli juga dapat mengalir dari sisi <em>double acting <\/em>silinder yang tidak aktif melalui saluran A, selanjutnya menuju tangki (T).<\/p>\n<p><strong>Open Centre Directional Control Valve<\/strong><br \/>\n<img loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-821\" src=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/open-centre-directional-control-valve.jpg\" alt=\"open centre directional control valve\" width=\"402\" height=\"342\" srcset=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/open-centre-directional-control-valve.jpg 402w, https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/open-centre-directional-control-valve-300x255.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 402px) 100vw, 402px\" \/><\/p>\n<p><em>Open centre valve <\/em>memiliki saluran yang didesain didalam <em>valve body casting <\/em>yang memungkinkan seluruh aliran <em>inlet<\/em>, ketika <em>spool <\/em>diposisi netral atau posisi tengah-tengah, mengalir menuju <em>bypass <\/em>area. Aliran yang terdapat pada <em>valve <\/em>kembali ke tangki atau tersedia untuk <em>valve <\/em>lainnya yang terhubung secara seri ke <em>valve <\/em>yang pertama. Keuntungan <em>open centre valve <\/em>adalah pompa dapat bekerja dengan ringan ketika posisi <em>valve <\/em>netral dan meminimalkan jenaikan tekanan. Kelemahan rancangan ini adalah terjadinya sedikit waktu tunda ketika <em>valve <\/em>mulai dibuka untuk menaikkan tekanan didalam sistem. Gambar di atas menunjukkan diagram potongan <em>open centre directional control valve <\/em>yang umum pada posisi <em>HOLD<\/em>. Pada posisi HOLD, aliran oli dipompakan menuju <em>valve body<\/em>, kesekitar <em>valve spool <\/em>dan kembali ke tangki. <em>Valve spool <\/em>juga menutup jalur oli menuju <em>rod end <\/em>dan <em>head end <\/em>silinder. Contoh <em>directional control valve <\/em>diatas juga dilengkapi <em>load check valve<\/em>. Pada posisi <em>hold<\/em>, <em>load check valve <\/em>memiliki <em>spring tension <\/em>dibelakangnya, untuk menjaga <em>valve <\/em>tertutup dan mencegah terjadinya silinder <em>implement <\/em>turun dengan sendirinya (<em>d<\/em><em>rift<\/em>).<\/p>\n<p><img loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-822\" src=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/posisi-naik.jpg\" alt=\"posisi naik\" width=\"357\" height=\"316\" srcset=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/posisi-naik.jpg 357w, https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/posisi-naik-300x266.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 357px) 100vw, 357px\" \/><\/p>\n<p>Gambar di atas menunjukkan <em>valve spool <\/em>ketika dengan tiba-tiba <em>spool <\/em>digerakkan keposisi naik (<em>RAIS<\/em><em>E<\/em>). Ketika <em>valve spool <\/em>digerakkan, <em>Valve spool <\/em>menutup aliran oli yang dipompakan ke tangki sehingga aliran oli dari pompa membuka <em>load check valve<\/em>. <em>Valve spool <\/em>juga terhubung dengan <em>head end silinder <\/em>dan oli dibelakang <em>load check valve <\/em>dan <em>rod end <\/em>silinder terhubung ke saluran tangki. <em>Load check valve <\/em>mencegah oli pada <em>head end <\/em>silinder mengalir menuju saluran oli dari pompa. Aliran oli pompa yang tertutup menyebabakan naiknya tekanan oli . Hal ini mencegah terjadinya <em>drift <\/em>pada <em>implement <\/em>hingga tekanan pompa naik.<\/p>\n<p><img loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-823\" src=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/dcv-lower.jpg\" alt=\"dcv lower\" width=\"357\" height=\"309\" srcset=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/dcv-lower.jpg 357w, https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/dcv-lower-300x260.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 357px) 100vw, 357px\" \/><\/p>\n<p>Peningkatan tekanan oli yang berasal dari pompa akan sanggup melawan tekanan dibelakang <em>load check valve <\/em>dan mendorong <em>valve<\/em>. Oli dari pompa mengalir melewati <em>load check valve <\/em>dan disekitar <em>valve spool <\/em>menuju <em>head end <\/em>silinder. Oli pada <em>rod end <\/em>silinder mengalir melewati <em>valve spool <\/em>ke tangki. Kejadian sebaliknya akan terjadi jika DCV digerakkan ke posisi <em>LOWER<\/em>.<\/p>\n<p><strong>Check Valve<\/strong><br \/>\n<img loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-824\" src=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/check-valve.jpg\" alt=\"check valve\" width=\"421\" height=\"191\" srcset=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/check-valve.jpg 421w, https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/check-valve-300x136.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 421px) 100vw, 421px\" \/><\/p>\n<p>Kegunaan <em>check valve <\/em>adalah untuk memungkinkan oli mengalir ke salah satu arah, tapi tidak dapat mengalir ke arah sebaliknya. <em>Check valve <\/em>sering kali disebut juga \u2019<em>one way<\/em>\u2019 <em>check valve <\/em>terdiri dari <em>spring <\/em>dan dudukan tirus seperti ditunjukkan gambar diatas. Namun selain dudukan tirus, sering juga digunakan bola bulat. <em>Check valve <\/em>dapat juga mengambang bebas atau tidak dilengkapi <em>spring<\/em>. Pada <em>valve <\/em>sebelah kiri, ketika tekanan oli yang dipompakan melawan <em>check valve <\/em>ditambah gaya pegas ringan pada <em>check valve<\/em>, <em>check valve <\/em>membuka dan memungkinkan oli mengalir menuju <em>implement<\/em>. Pada <em>valve <\/em>sebelah kanan, ketika tekanan oli yang dipompakan lebih rendah dari tekanan oli di implement, <em>Check valve <\/em>menutup dan mencegah <em>implement <\/em>oli mengalir balik.<\/p>\n<p><strong>Closed centre, directional control valve<\/strong><br \/>\n<img loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-825\" src=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/close-centre1.jpg\" alt=\"close centre\" width=\"561\" height=\"510\" srcset=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/close-centre1.jpg 561w, https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/close-centre1-300x273.jpg 300w\" sizes=\"(max-width: 561px) 100vw, 561px\" \/><\/p>\n<p><em>Closed centre valve <\/em>tidak memiliki <em>bypass passage <\/em>dan menutup seluruh aliran oli pada <em>valve <\/em>ketika <em>spool <\/em>diposisi netral atau diposisi tengah-tengah. Tipe <em>valve <\/em>ini menggunakan <em>variable displacement pump <\/em>dimana aliran sistem pada posisi netral tidak dan pompa sedang berada pada posisi \u201c<em>cut off<\/em>\u201d atau \u201c<em>standby<\/em>\u201d. Gambar di atas memperlihatkan tipe <em>closed centre mobile spool valve<\/em>. <em>Closed centre valve <\/em>dapat juga merupakan kombinasi <em>inlet spool <\/em>dengan <em>outlet poppet <\/em>atau <em>inlet poppet <\/em>dengan <em>outlet poppet<\/em>. Keunggulannya adalah diperoleh pengontrolan <em>valve inlet <\/em>dan <em>valve outlet <\/em>sendiri-sendiri (<em>independent<\/em>) sehingga diperoleh pengontrolan <em>valve <\/em>yang fleksibel.<\/p>\n<p><img loading=\"lazy\" class=\"aligncenter size-full wp-image-826\" src=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/valve-spool-ganda.jpg\" alt=\"valve spool ganda\" width=\"850\" height=\"471\" srcset=\"https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/valve-spool-ganda.jpg 850w, https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/valve-spool-ganda-300x166.jpg 300w, https:\/\/penambang.com\/wp-content\/uploads\/2014\/10\/valve-spool-ganda-768x426.jpg 768w\" sizes=\"(max-width: 850px) 100vw, 850px\" \/><\/p>\n<p>Gambar di atas memperlihatkan <em>multiple spool<\/em>, <em>open centre valve<\/em>, saluran <em>bypass <\/em>yang berada ditengah-tengah. Pada Gambar di atas, <em>valve <\/em>sebelah kiri berada pada posisi netral dan <em>bypass <\/em>mengarahkan aliran oli sesuai dengan settingan tekanan <em>bypass <\/em>menuju bagian <em>valve <\/em>berikut. Pada <em>valve <\/em>yang berada ditengah terlihat <em>bypass <\/em>bekerja ketika <em>valve <\/em>digerakkan mengalirkan oli menuju saluran B; dan pada <em>valve <\/em>sebelah kanan, <em>valve <\/em>digerakkan untuk mengalirkan oli ke saluran A. Sebelum aliran oli bekerja pada <em>valve <\/em>tengah dan kanan, <em>bypass <\/em>harus terlebih dahulu bergerak kebawah supaya oli dapat mengalir menuju masing-masing <em>valve<\/em>. Seperti ditunjukkan pada <em>valve <\/em>tengah, ketika <em>spool <\/em>digerakkan cukup jauh, <em>bypass <\/em>akan tertutup dan aliran akan langsung ke <em>port <\/em>B. Multiple <em>spool valve <\/em>umumnya didesain secara seri atau seri parallel. <em>Valve <\/em>dengan desain seri biasanya lebih murah dengan tekanan <em>maximum <\/em>sistem tidak terlalu tinggi, umumnya 2000 psi (13790kPa) atau lebih rendah. Semua aliran disediakan untuk setiap bagian <em>valve <\/em>secara maksimal. Desain ini tidak terlalu menguntungkan pada aplikasi dimana panas dan konsumsi energi merupakan hal yang lebih diutamakan.<\/p>\n<p>Desain seri parallel (Gambar 98) merupakan tipe yang paling umum digunakan pada <em>multiple spool valve<\/em>. Desain ini memungkinkan adanya tekanan operasi tersendiri untuk masing- masing bagian, aliran oli akan mengikuti jalur yang memiliki tahanan terendah dan bagian dengan tekanan terendah akan memiliki kecendrungan mendapatkan semua aliran, kecuali operator dapat meminimalkan hal ini dengan melakukan pengaturan.<\/p>\n\n<div style=\"font-size: 0px; height: 0px; line-height: 0px; margin: 0; padding: 0; clear: both;\"><\/div>","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Directional Control Valve (DCV) digunakan untuk mengarahkan oli menuju sirkuit yang berbeda pada sistem hidrolik. Kapasitas aliran maksimum dan tekanan yang turun saat melewati valve merupakan pertimbangan utama. Directional control valve dapat dikombinasikan dengan manual, hidrolik, pneumatic dan kontrol elektronik. Faktor ini umumnya ditentukan selama melakukan desain sistem untuk pertama kali. Directional control valve mengarahkan [&hellip;]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":819,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[22,27],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/818"}],"collection":[{"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=818"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/818\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/819"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=818"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=818"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=818"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}