{"id":1052,"date":"2019-08-18T21:53:24","date_gmt":"2019-08-18T14:53:24","guid":{"rendered":"https:\/\/penambang.com\/?p=1052"},"modified":"2019-08-18T21:44:03","modified_gmt":"2019-08-18T14:44:03","slug":"bahan-bakar-light-oil-untuk-diesel-engine","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/penambang.com\/bahan-bakar-light-oil-untuk-diesel-engine","title":{"rendered":"Spesifikasi Bahan Bakar yang Ideal untuk Mesin Diesel"},"content":{"rendered":"<div class=\"4ecd5b763bbe820aa1075e8a601982ad\" data-index=\"1\" style=\"float: none; margin:0px 0 0px 0; text-align:center;\">\n<script async src=\"https:\/\/pagead2.googlesyndication.com\/pagead\/js\/adsbygoogle.js?client=ca-pub-6910524006528411\"\r\n     crossorigin=\"anonymous\"><\/script>\r\n<!-- Penambang SNI 1 -->\r\n<ins class=\"adsbygoogle\"\r\n     style=\"display:block\"\r\n     data-ad-client=\"ca-pub-6910524006528411\"\r\n     data-ad-slot=\"5600258926\"\r\n     data-ad-format=\"auto\"\r\n     data-full-width-responsive=\"true\"><\/ins>\r\n<script>\r\n     (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});\r\n<\/script>\n<\/div>\n<p>Beberapa keuntungan yang terdapat pada diesel <em>engine<\/em>, diantaranya adalah kualitas bahan bakar yang digunakan dan konsumsi bahan bakarnya lebih rendah dibandingkan dengan <em>gasoline engine<\/em>. Dengan kata lain diesel <em>engine<\/em> lebih ekonomis.<\/p>\n<p>Meskipun demikian bukan berarti kita dapat menggunakan bahan bakar dengan kualitas yang jelek. Bahan bakar yang digunakan pada diesel <em>engine<\/em> kecepatan tinggi untuk automobile dan lain-lain harus beberapa persyaratan sehingga daya guna <em>engine<\/em> selalu dapat dipertahankan dan akan memperpanjang umur komponen pompa injeksi bahan bakarnya.<\/p>\n<p>Bahan bakar yang digunakan pada diesel <em>engine<\/em> harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:<\/p>\n<ul>\n<li>Bahan bakar tersebut harus bersih dari partikel-partikel kotoran<\/li>\n<li>Bahan bakar tersebut harus cocok kekentalannya<\/li>\n<li>Bahan bakar tersebut harus mudah untuk dinyalakan<\/li>\n<li>Bahan bakar tersebut harus memilki titik didih yang sesuai.<\/li>\n<\/ul>\n<p><strong>Sifat Bahan Bakar pada Diesel <em>Engine<\/em><br \/>\n<\/strong><\/p>\n<p>Berikut ini adalah sifat-sifat yang harus dimilki oleh bahan bakar yang digunakan pada diesel <em>engine<\/em>.<\/p>\n<ul>\n<li>Kekentalan (<em>viscosity<\/em>)<\/li>\n<\/ul>\n<p>Kekentalan bahan bakar merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan. Jika bahan bakar yang kita gunakan pada diesel <em>engine<\/em> terlalu kental, maka bahan bakar tersebut tidak akan dapat mengalir dengan cukup lancar di dalam saluran bahan bakar. Dengan alasan tersebut, kerja dari pompa injeksi akan tidak maksimal, efisiensinya akan rendah. Selain itu, ketika bahan bakar tersebut diinjeksikan, partikel-partikel yang terbentuk akan berukuran besar sehingga akan menyebabkan terjadinya pembakaran yang tidak sempurna. Lain halnya jika bahan bakar yang digunakan tersebut kekentalannya terlalu rendah, hal ini akan menyebabkan pompa injeksi bahan bakar dan <em>injection nozzle<\/em> tidak dapat terlumasi dengan cukup baik. Tentunya hal ini akan menyebabkan terjadinya abrasi pada kedua komponen dan pada akhirnya memperpendek umurnya. Kekentalan bahan bakar yang sesuai berkisar antara 1,8-4,0 centi-<em>stokes<\/em>.<\/p>\n<ul>\n<li>Kemampuan penyalaan (<em>ignitability<\/em>)<\/li>\n<\/ul>\n<p>Kemampuan penyalaan yang tinggi sangat penting bagi diesel <em>engine<\/em>. Kemampuan penyalaan bahan bakar diindikasikan dengan menggunakan waktu, yaitu waktu dimulainya penginjeksian bahan bakar sampai dengan waktu terjadinya penyalaan, atau dengan menggunakan sudut <em>crank<\/em>. Sebuah angka dan nilai kimia, seperti <em>cetane number<\/em> dan <em>diesel index<\/em>, telah ditetapkan untuk mengindikasikan kemampuan penyalaan pada bahan bakar pada diesel <em>engine<\/em>. Mengenai <em>cetane number<\/em>, akan dibahas setelah pembahasan ini.<\/p>\n<ul>\n<li>Air dan material asing yang terkandung di dalam bahan bakar<\/li>\n<\/ul>\n<p>Pompa injeksi bahan bakar yang digunakan pada diesel <em>engine<\/em> memilki komponen-komponen yang sangat presisi. Material asing yang terkandung dalam bahan bakar dan ikut bersirkulasi didalam sistem bahan bakar akan mengakibatkan kerusakan yang sangat serius pada pompa injeksi tersebut. Untuk itu dibutuhkan perhatian khusus mengenai masalah ini. Pada tanki bahan bakar sangat berpeluang untuk tercampurnya bahan bakar dengan material asing, seperti debu atau karat. Air di dalam sistem bahan bakar sangat tidak diinginkan karena dapat menimbulkan efek negatif secar tidak langsung. Kandungan air di dalam bahan bakar sekitar 0,1-0,05%, meskipun hal ini tergantung pada tipe bahan bakar dan temperaturnya. Air yang terkandung di dalam bahan bakar dapat menyebabkan meningkatnya kekentalan bahan bakar dan menurunkan kemampuan penyalaannya. Air di dalam sistem bahan bakar dapat juga menimbulkan karat pada bagian-bagian komponen yang terdapat pada sistem bahan bakar.<\/p>\n<ul>\n<li>Titik didih (<em>boiling point<\/em>)<\/li>\n<\/ul>\n<p>Bahan bakar dengan titik didih rendah (mudah menguap) diperlukan untuk diesel <em>engine<\/em>, hal ini berpengaruh pada kemampuan penyalaannya. Bahan bakar yang mudah menguap akan mudah untuk terbakar, begitu juga sebaliknya. Namun, jika titik didih bahan bakar terlalu rendah, hal ini dapat menyebabkan timbulnya masalah pada pompa injeksi dan <em>nozzle<\/em>, sebab kekentalannya akan menurun. Titik didih yang umum digunakan adalah berkisar antara 180-370<sup>o<\/sup>C.<\/p>\n<ul>\n<li>Kandungan belerang (<em>sulfur content<\/em>)<\/li>\n<\/ul>\n<p>Bahan bakar untuk diesel <em>engine<\/em> (<em>light oil<\/em>) memilki kandungan belerang yang relatif lebih banyak dibandingkan <em>gasoline<\/em>. Ketika belerang ikut terbakar bersama-sama dengan bahan bakar, hal ini menyebabkan timbulnya gas asam belerang (<em>sulfurous acid<\/em>) yang bersifat sangat korosif. Kandungan maksimal belerang di dalam bahan bakar adalah 0,5% (menurut spesifikasi JIS).<\/p>\n<ul>\n<li><em>Ash content<\/em><\/li>\n<\/ul>\n<p><em>Ash<\/em> (abu, jelaga = Indonesia) yang terkandung di dalam bahan bakar sangat tidak diinginkan sebab dapat merusak komponen pada sistem bahan bakar. Jika bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar mengandung banayak abu, abu tersebut akan tertinggal di dalam silinder dan menyebabkan terjadinya abrasi pada komponen tersebut.<\/p>\n<ul>\n<li><em>Cetane number<\/em><\/li>\n<\/ul>\n<p>\u201c<em>Cetane number<\/em>\u201d mengindikasikan kemampuan penyalaan dari bahan bakar, dimana hal ini merupakan salah satu faktor penting yang berhubungan dengan diesel <em>knock<\/em> (<em>diesel knock<\/em> sudah dijelaskan pada modul diesel <em>engine<\/em> 1). Diesel <em>knock<\/em> dapat dikurangi dengan cara menggunakan bahan bakar yang memilki <em>cetane<\/em> number tinggi. Dengan kata lain, <em>cetane number<\/em> mengindikasikan seberapa besar kemampuannya bahan bakar untuk menanggulangi terjadinya diesel <em>knock<\/em>. Semakin besar <em>cetane number <\/em>pada bahan bakar berarti semakin tinggi pula kemampuannya mengatasi terjadinya diesel <em>knock<\/em> dan semakin mudah bahan bakar tersebut menyala.<\/p>\n<p><em>Cetane number<\/em> pada bahan bakar didapatkan dengan cara membandingkan antara bahan bakar yang akan diuji dengan bahan bakar referensi. Bahan bakar referensi dibuat dengan mencampurkan dua bahan, yaitu normal <em>cetane<\/em> (C<sub>16<\/sub>H<sub>34<\/sub>) yang memilki karakteristik sangat mudah terbakar (<em>cetane number<\/em> = 100) dan <em>alpha methyl naphthalene<\/em> (C<sub>10<\/sub>H<sub>7<\/sub>CH<sub>3<\/sub>) yang memilki karakteristik kemampuan penyalaannya rendah (<em>cetane number<\/em> = 0). Jika pada saat dilakukan uji coba ternyata antara bahan bakar yang diuji dan bahan bakar referensi yang memilki campuran 45% normal <em>cetane<\/em> dan 55% <em>alpha methyl naphthalene<\/em>, mempunyai karakteristik yang sama, maka dapat dikatakan bahwa bahan bakar uji coba tersebut memilki <em>cetane number<\/em> sebesar 45.<\/p>\n<p>Pada umumnya <em>cetane number<\/em> yang digunakan tergantung dari <em>kecepatan putar engine<\/em>. Berikut ini adalah nilai dari <em>cetane number<\/em> yang disesuaikan dengan kecepatan putar <em>engine<\/em>:<\/p>\n<ul>\n<li>Putaran tinggi (1500 rpm ke atas) menggunakan <em>cetane number<\/em>: 45 atau diatasnya<\/li>\n<li>Putaran sedang (1000 rpm ke atas) menggunakan <em>cetane number<\/em>: 40 atau diatasnya<\/li>\n<li>Putaran rendah (500 rpm ke atas) menggunakan <em>cetane number<\/em> : 30 atau diatasnya.<\/li>\n<\/ul>\n<p>Bahan bakar dengan <em>cetane number<\/em> yang terlalu kecil akan berpengaruh terhadap daya guna <em>engine<\/em>, yaitu:<\/p>\n<ul>\n<li>Akan menyebabkan <em>engine<\/em> susah untuk dihidupkan<\/li>\n<li>Pembakarannya tidak dapat berlangsung dengan lancar dan <em>engine<\/em> akan bekerja dengan kasar<\/li>\n<li>Diesel <em>knock<\/em> akan mudah terjadi, timbul suara yang tidak normal pada <em>engine<\/em><\/li>\n<li>Selama terjadi <em>knocking<\/em>, akan terjadi penurunan tenaga. Selain itu komponen-komponen <em>engine<\/em> akan mudah rusak akaibat <em>overheating<\/em><\/li>\n<li>Akan cepat merusak <em>exhaust valve<\/em> dan <em>injection nozzle<\/em><\/li>\n<li>Akan meningkatkan abrasi pada silinder dan ring piston<\/li>\n<li>Akan menyebabkan terjadinya pembakaran tidak sempurna. Oli akan cepat kotor (kandungan karbonya meningkat).<\/li>\n<\/ul>\n<p><em>Image Credit<\/em>: howstuffworks.com.<\/p>\n\n<div style=\"font-size: 0px; height: 0px; line-height: 0px; margin: 0; padding: 0; clear: both;\"><\/div>","protected":false},"excerpt":{"rendered":"<p>Beberapa keuntungan yang terdapat pada diesel engine, diantaranya adalah kualitas bahan bakar yang digunakan dan konsumsi bahan bakarnya lebih rendah dibandingkan dengan gasoline engine. Dengan kata lain diesel engine lebih ekonomis. Meskipun demikian bukan berarti kita dapat menggunakan bahan bakar dengan kualitas yang jelek. Bahan bakar yang digunakan pada diesel engine kecepatan tinggi untuk automobile [&hellip;]<\/p>\n","protected":false},"author":1,"featured_media":3240,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":[],"categories":[22,24],"tags":[],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1052"}],"collection":[{"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/users\/1"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=1052"}],"version-history":[{"count":0,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/1052\/revisions"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/media\/3240"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=1052"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=1052"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/penambang.com\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=1052"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}